|
Haruka & Sora |
"Aku pulang!" seru Haruka yang baru
pulang sekolah.
Sora yang tengah bermain di kamarnya langsung
berlari begitu mendengar suara Haruka.
"Kakak pulang! Selamat datang kak!"
Sora langsung memeluk pinggang Haruka. Haruka hanya tersenyum.
"Eh, kita main yuk, Kak? Main apa?"
ajak Sora bersemangat.
"Sora, kasian kan Kakak baru pulang dari
sekolah~" ujar Mama pada Sora.
"Tidak kok, Ma! Lagian aku sudah janji
menemaninya bermain hari ini. Ayo, Sora!" Haruka berkata seraya
menggandeng tangan kecil Sora keluar.
"Kakak, berhenti sebentar!" Sora yang
sedang dibonceng Haruka tiba-tiba menyuruh Haruka menghentikan sepedanya.
"Ada apa?" Haruka bertanya pada Sora
yang sedang memperhatikan sesuatu di kaca toko tempat mereka berhenti.
"Kak, kalau aku jadi juara kelas, berikan aku
hadiah yah, Kak~" kata Sora.
"Hm? Memangnya kau mau hadiah apa dari
Kakak?" tanya Haruka.
"Itu! Aku ingin gaun itu!" tunjuk Sora
pada sebuah gaun putih yang di pajang di kaca toko tersebut.
"Gaun itu cantik sekali! Aku ingin memakainya
saat ulang tahunku, Kak!" kata Sora.
"Kau suka gaun itu?" tanya Haruka.
"Tentu saja! Dengan begitu kan aku akan
terlihat lebih cantik dari teman-temanku!" ujar Sora.
"Haha... benar juga ya! Nanti akan Kakak
usahakan deh demi Adik tersayangku ~" kata Haruka tersenyum dibalas dengan
senyuman riang dari Sora. Kemudian Haruka mulai mengayuh kembali sepedanya.
Akhir-akhir ini Haruka selalu pulang malam. Itu
dikarenakan tugas-tugas dari sekolahnya, juga pelajaran tambahan. Karena
sebentar lagi Haruka akan menghadapi ujian sekolah.
"Aku pulang!" seru Haruka sambil masuk
ke rumah.
"Selamat datang, Haruka! " sapa Mama
pada Haruka.
"Loh Ma, kenapa Sora tidur disini?"
Haruka yang melihat Sora tertidur di sofa bertanya pada Mamanya.
"Itu, katanya dia mau nungguin kamu pulang.
Waktu Mama bangunin biar pindah ke kamar, dia malah bersikeras nungguin
kamu!" kata Mama.
"Biar aku saja yang pindahin dia ke kamar,
Ma!" ucap Haruka sambil menggendong tubuh Sora ke punggungnya dan naik ke
lantai atas. Sementara Mama hanya tersenyum kecil.
"Ugh! Kau semakin berat saja ya,
Sora!" gumam Haruka yang kepayahan menggendong Sora ke kamarnya.
Hari yang ditunggu-tunggu Sora pun akhirnya
tiba. Hari ini pembagian rapor di sekolahnya. Dan betapa bahagianya Sora ketika
dia dinyatakan sebagai peringkat 1 di kelasnya. Buru-buru Sora pulang dan
memperlihatkan hasil rapornya pada Papanya yang hanya ditanggapi dengan 'hn'
dan anggukkan secil saja. Tapi bukan itu yang Sora tunggu-tunggu. Dia menunggu
Kakaknya memberikan hadiah yang telah dijanjikan kepadanya.
"Sora, ke sini sebentar. Kakak punya hadiah
untukmu!" panggil Mama pada Sora yang ada di kamarnya.
"Mana? Mana?" Sora langsung merebut
kotak berbungkus kertas kado itu dari Mamanya dan langsung membukanya dengan wajah
riang.
Tapi senyuman itu langsung menghilang
tergantikan oleh wajah yang cemberut. Dilihatnya dalam kotak tersebut bukan
gaun putih yang ia ingin-inginkan, melainkan sebuah gaun berwarna hitam. Tak
kalah keren sih, tapi dia sama sekali tidak suka!
"Maaf ya, Sora. Gaun yang ada di toko yang
waktu itu, sudah tidak ada lagi. Katanya sudah dibeli orang. Makanya Kakak belikan
yang ini saja!" sesal Haruka.
"Ah, tidak apa-apa! Sora anak Mama tetap
terlihat manis kok pake gaun apapun juga!" Mama memakaikan gaunnya pada
Sora.
"Aku ... Aku gak suka gaun ini!"
teriak Sora melepas gaun dari tubuhnya dan berlari ke kamarnya sambil menangis.
"Sora ... Sora !!" teriak Mama.
Sementara Haruka memungut gaun yang dilemparkan Sora
tadi dan menyimpannya kembali ke kotaknya.
Keesokkan harinya saat Sora keluar kamar,
dilihatnya kembali kotak kado itu di depan kamarnya.
"Ih~ dibilangin aku gak suka juga!"
dengan itu Sora membawa sepatu tersebut dan menaruhnya di kolong tempat tidur.
Sementara itu Sora bela-belain memakai gaun yang lama. Dia gak mau pake gaun
pemberian dari Haruka kemarin, karena dia memang gak suka.
"Sora makan dulu, Nak!" ucap Mama pada
Sora yang akan pergi ke sekolah.
"Aku gak lapar!" sahut Sora.
"Sora, hari ini aku akan pulang
cepat!" ucap Haruka.
'Memangnya apa urusanku? Dasar nyebelin!' batin
Sora yang langsung pergi tanpa melirik sedikitpun pada Kakaknya itu.
"Kenapa dengan anak itu?" tanya Papa
serius. Haruka hanya bisa menunduk.
"Huh! Kakak memang nyebelin banget! Dia kan
udah janji mau beliin aku gaun yang aku tunjuk di toko waktu itu, malah beli
gaun yang gak aku suka!" gerutu Sora dalam perjalanan pulang ke rumah.
Tapi entah kenapa hari ini dia sangat ingin
segera sampai ke rumah. Sampai-sampai dia tidak mengikuti klub vokalnya. Dia
merasa sangat rindu pada Kakaknya.
Tiba-tiba langkah Sora berhenti ketika melihat
mobil Ambulans dan banyak orang-orang di depan rumahnya. Perasaaannya mulai
tidak enak. Dia langsung berlari masuk menyerobot orang-orang yang memenuhi
rumahnya.
"Mama ... Papa !!" teriakkan Sora
sukses membuat orang-orang di dalam rumah melihat ke arahnya.
Tubuh Sora bergetar tatkala melihat sesosok
tubuh yang terbaring dan telah tertutup oleh kain sepenuhnya. Terlihat oleh
Sora Papanya tengah duduk bersila dengan wajah sangat terpukul. Sementara Mama
yang tidak sadarkan diri langsung di bawa ke kamarnya. Dan setelah sadar ia
langsung menjerit-jerit histeris meneriakkan nama putranya.
Sora mulai melangkahkan kakinya menuju sosok
yang terbaring itu dan mulai duduk di samping Papanya. Ya, Sora tahu sosok yang
tertutup kai ini. Tapi dia ingin memastikannya sendiri. Dengan tangan bergetar
Sora meraih kain yang menutupi wajah sosok di depannya ini. Dengan perlahan
Sora membukanya dan seketika itu Sora langsung membeku di tempat. Wajah yang penuh dengan luka dan sedikit bercak
darah ini adalah milik Kakaknya, Haruka.
"Ka-kak ... KAKAK!!" Sora menjerit
histeris ketika mendapati sosok tersebut adalah Kakak yang paling ia sayangi.
"Kakak, bangun, Kak! Jangan tinggalkan aku
sendiri! Apakah Kakak tidak sayang lagi padaku?" Sora mengguncang-guncang
tubuh Haruka.
"Kakak, nanti siapa yang akan menemaniku
bermain?" air mata mulai menetes pelan dari pelupuk mata Sora. Sora
memeluk tubuh yang telah dingin itu.
"Maafkan aku, Kak!" gumam Sora
terisak-isak.
"Sora ... " seseorang menyentuh pundak
Sora.
"Hiks ... Kak Shinn? " Sora menoleh ke
arah pria yang diketahui bernama Shinn itu.
"Ini ...
" Shinn memberikan sebuah kotak berukuran sedang yang terbungkus
kertas kado berwarna biru dengan motif pita yang bentuknya sudah agak rusak
pada Sora.
"Haruka tertabrak waktu mau menyelamatkan
seorang anak kecil yang akan menyebrang jalan. Dan kotak itu, ditemukan polisi
tidak jauh dari tubuh Haruka. Kemungkinan ini memang miliknya!" jelas
Shinn.
Sora mulai membuka kotak tersebut dan seketika
itu juga langsung menangis kencang. Isi dari kotak itu adalah sebuah gaun putih
yang ia ingin-inginkan. Dan secarik kertas yang isinya.
|
Letter |
Sora terus meneteskan air mata. Dia benar-benar
sangat menyesal. Tidak seharusnya dia marah pada Haruka. Padahal hari ini dia
belum bicara sepatah kata pun pada Kakaknya. Dia bahkan tidak sempat
mengucapkan terima kasih. Dan sekarang Kakaknya telah meninggalkannya untuk
selama-lamanya.
"Ka-kak ... a-aku tidak butuh gaun itu! Aku
hanya ingin Kakak kembali . Aku janji tidak akan merepotkan Kakak lagi, asal
Kakak selalu bersamaku ... Kakak ... Kakak !!" Sora kembali mengguncang-guncang
tubuh Haruka dan sekarang ia menjerit histeris .
Tapi jerit tangis penyesalan itu tidak akan bisa
membangunkan kembali tubuh yang sudah tak bernyawa milik Kakaknya itu.